Bandarlampung (PAY MEDIA) – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Junanto Herdiawan mengatakan, daya beli masyarakat di wilayahnya terus ditopang oleh tingkat inflasi bulanan yang stabil. “Dengan tingkat inflasi yang terjadi di Provinsi Lampung saat ini, indikator perekonomian menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Lampung masih terjaga dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan stabilnya inflasi inti pada tahun 2024 pada triwulan III mempunyai kecenderungan meningkat secara nyata. ,” kata Junanto Herdiawan saat dihubungi di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan, laju inflasi tahunan di Provinsi Lampung masih terkendali dan melambat.

Hal ini terkonfirmasi dengan menurunnya harga volatil food (VF) dan sejalan dengan sinergi Kelompok Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung yang semakin menguat, ujarnya. Dia menjelaskan, inflasi Lampung pada September tercatat sebesar 2,16 persen dibandingkan tahun 2024.

“Diprediksi pada tahun 2024, Perekonomian Provinsi Lampung akan tumbuh positif sebesar 4,4-4,9 persen dibandingkan tahun 2024. berkata lagi. .

Menurut dia, optimisme positifnya pertumbuhan ekonomi Lampung didukung oleh masih kuatnya prospek beberapa sektor pendukung perekonomian daerah, yakni perdagangan, transportasi, pergudangan, dan manufaktur.

“Kami juga mengapresiasi berbagai langkah Pemerintah Provinsi Lampung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan mengendalikan inflasi, terutama dalam mengantisipasi tren perekonomian ke depan,” ujarnya.

Tren deflasi perekonomian nasional diketahui masih berlanjut selama lima bulan berturut-turut.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2024 Perekonomian Indonesia mengalami deflasi bulanan sebesar 0,12 persen pada bulan September.

Tren deflasi ini berlanjut sejak tahun 2024. pada bulan Mei terjadi deflasi sebesar 0,03 persen pada bulan Mei, 0,08 persen pada bulan Juni, 0,18 persen pada bulan Juli, dan 0,03 persen pada bulan Agustus. Inflasi tahunan sebesar 1,84 persen untuk tahun berjalan dan 0,74 persen untuk tahun kalender.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai deflasi selama lima bulan berturut-turut bukanlah sinyal negatif bagi perekonomian.

Sebab, deflasi disebabkan oleh komponen harga pangan yang tidak stabil (volatile food). Pada deflasi pangan, harga pangan di pasar stabil atau bahkan turun. Baca juga: Lampung Diminta Pertahankan Produksi Pertanian Sebagai Penyimpan Pangan Baca Juga: Bappeda: Perekonomian Lampung Ingin Pertumbuhan Lebih Baik

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *