paymedia | Jakarta – Kondisi keuangan Indonesia diharapkan akan terpapar dengan tekanan kuat tahun ini, karena pendapatan negara dan peningkatan beban utang menurun.
Dalam sebuah laporan oleh tampilan kemiskinan makro yang diterbitkan pada bulan April, yang disebutkan oleh Bank Dunia dalam tingkat pendapatan rata -rata terendah dalam pendapatan Indonesia dalam PDB (PDB) dalam pendapatan Indonesia dalam PDB (PDB).
“Hubungan antara pendapatan Indonesia dengan PDB pada tahun 2024 12,7 persen adalah yang terendah di negara -negara pendapatan rata -rata,” tulis Bank Dunia pada hari Jumat (5,5.2025).
Hilangnya kinerja pendapatan terutama disebabkan oleh pencapaian tujuan pendapatan pajak. Bank Dunia menjelaskan bahwa sekitar 6,4 % dari potensi PDB Indonesia tidak memperoleh pendapatan pajak tahun lalu.
Di masa depan, Bank Dunia memperkirakan bahwa kuota penjualan Indonesia akan berkurang menjadi 11,9 % dari PDB pada tahun 2025. Jumlah ini kurang dari 12,3 % dari target yang ditetapkan dalam APBN Law 2025.
Lembaga Internasional memperkirakan pemulihan tingkat pendapatan hanya 12,3 % pada tahun 2026 dan naik sedikit menjadi 12,4 % pada tahun 2027.
Di sisi lain, tingkat utang Indonesia juga diharapkan. Menurut perkiraan Bank Dunia, tingkat utang 39,2 % akan meningkat menjadi PDB pada tahun 2024 menjadi 40,1 % tahun ini.
Suplemen ini diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2026 sebesar 40,8 persen dan 41,4 persen pada tahun 2027.
Pada saat yang sama, pemerintah Indonesia dalam Rencana Pengembangan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 pada tahun 2025 akan menargetkan 39,15 %.
Pemerintah juga menekankan komitmennya untuk menjaga tarif utang kurang dari 40 % pada tahun 2029, yaitu antara 39,01 dan 39,10 %. (*)
Ikuti saluran kanal inspirasi.com di whatsapp.
Leave a Reply