VIENNA (PAY MEDIA) – Yulia Zhdanova, ketua delegasi Rusia pada perundingan Wina mengenai keamanan militer dan peralatan militer, mengatakan bahwa duta besar dari negara-negara berkembang dan miskin sangat senang dengan peran Moskow dalam urusan regional khusus pekerjaan di Ukraina.
Zhdanova mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Sputnik pada hari Senin bahwa perwakilan Rusia di Wina tidak memiliki pendapat tentang kemampuan organisasi internasional, termasuk OSCE, untuk sepenuhnya menanggapi kejahatan tentara Ukraina dengan dukungan banyak negara Barat. .
Namun bagi perundingan Rusia, hal ini bukanlah hambatan untuk menyembunyikan situasi di wilayah operasi khusus dan wilayah Kursk, katanya.
“Terutama karena negara-negara selatan yang diwakili di Wina menunjukkan minat besar terhadap posisi Rusia,” kata Zhdanova.
Awalnya, duta besar mengatakan bahwa pimpinan OSCE tidak menentang serangan tentara Ukraina di wilayah Kursk.
Pada 6 Agustus waktu setempat, satuan Angkatan Darat Ukraina melancarkan serangan ke wilayah Kursk dan pergerakan mereka dihentikan, kata Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov.
Ia menegaskan, pekerjaan di wilayah Kursk akan berakhir dengan kekalahan musuh dan mencapai perbatasan negara.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia pada 6 Oktober, musuh kehilangan lebih dari 20.800 tentara dan 136 tank dalam pertempuran Kursk.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengklaim pemerintah Kiev melakukan penembakan tanpa pandang bulu dan sembarangan, termasuk senjata sipil.
Putin mengatakan bahwa musuh akan menerima respons yang sesuai dan semua tujuan Rusia akan terpenuhi.
Di wilayah Kursk, Belgorod, dan Bryansk, Rusia memberlakukan undang-undang anti-teror untuk menjamin keselamatan warga negara.
Sumber: Sputnik