paymedia | TEHRAN – Serangan Israel didasarkan pada serangkaian pembangkit listrik tenaga nuklir di Iran, yang menyerukan kekhawatiran internasional tentang kehilangan radiasi.
Kantor Berita Republica Iran, INRA, melaporkan serangan terakhir Israel di pembangkit listrik tenaga nuklir Raisi Shahid di Isfahan Sabtu (14/06/2025) di pagi hari di waktu setempat.
Wakil Gubernur Isfahan, Akbar Salehi, mengatakan tim penyelamat segera diatur setelah serangan itu. Untungnya, tidak ada korban yang segera dilaporkan setelah serangan terhadap pembangkit listrik.
Dengan menanggapi kekhawatiran tentang kemungkinan hilangnya radiasi, Salehi mengatakan bahwa tidak ada polusi dari organisasi yang menyebabkan kekhawatiran.
Jumat (13/06/2025) juga militer Israel juga menargetkan perencanaan nuklir Natanz dan Forto. Asosiasi Energi Atom Iran (AEOI) melaporkan polusi nuklir yang ditemukan di bangunan nuklir Natanz setelah serangan tentara Israel.
“Polusi tertentu terdeteksi dalam struktur, tetapi polusi ini tidak didistribusikan di luar struktur,” kata juru bicara Aeoi Behrouz Kamalvandur.
Sebelumnya, Israel menerima bantuan dari Sistem Pertahanan Udara AS (AS) dan Angkatan Laut yang menghancurkan untuk membalikkan rudal Iran yang diluncurkan dengan imbalan serangan Israel, laporan Washington Post, bernama pejabat AS.
Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan Amerika Serikat memiliki sistem pertahanan rudal Patriot berdasarkan tanah dan adaptasi tinggi stasiun pertahanan udara (THAAD) di Timur Tengah.
Sistem Pertahanan Udara AS, serta marina AS di Mediterania timur, juga digunakan untuk memecah rudal Iran yang mengarah ke Israel, kata para pejabat. (*)
Ikuti saluran Kanalin Inspiration.com di WhatsApp.
Leave a Reply