paymedia | Maden – Direktorat Narkoba Polisi Somatra Utara menggerebek Sekretariat Reformasi Indonesia (AMPI), Kantor Somatra Utara, yang digunakan sebagai pabrik ekstesial.
Serangan itu dilakukan pada hari Jumat (25/25/2025) setelah aktivitas mencurigakan yang berlangsung selama tiga bulan terakhir.
Ketika serangan itu dilakukan, ada tiga orang di kursi. Dua penjahat M dan FA awal berhasil dicadangkan. Sementara kedua, dengan inisial, SS, yang diduga sebagai pemimpin ampli lokal, juga merupakan otak di balik persiapan narkoba, melarikan diri sebelum mati pada hari berikutnya.
Senin (28/28/2025) Direktur Investigasi Polisi Narcotra Samatra Utara Jean Calvin Simjantak mengatakan, “Ketika dia mengetahui keberadaan petugas, dia melompat ke Sungai SS. Hari berikutnya mayatnya ditemukan di tepi sungai.”
Dari hasil pencarian, polisi menemukan tiga kamar dengan berbagai fungsi, yaitu kamar pertama, di mana M dan FA ditangkap, dicurigai sebagai laboratorium produksi di ruangan lain, menyimpan bubuk ekstesial yang disembunyikan dalam pakaian FA, termasuk paracetamol, warna makanan, warna makanan, seperti makanan.
Dan Ruang Ketiga menjadi gudang penyimpanan, di mana 94 elemen dari Exticial ditemukan dengan logo Star Wales dan banyak peralatan cetak peluru.
Calvin menjelaskan, “Ketiganya akan pulih dengan obat -obatan dan bekerja selama sekitar tiga bulan.”
Menurutnya, SS bertindak sebagai pengontrol utama dari distribusi tambahan. Mode bekas cukup terorganisir. Pembeli perlu menunggu di luar, sementara FA mengambil barang langsung dari SS ke markas.
“Tempat seperti itu harus menjadi forum untuk dorongan generasi muda, bahkan tidak digunakan untuk produksi obat,” katanya. (*)
Ikuti saluran Canalin Inspection.com di WhatsApp.