Jakarta (PAY MEDIA) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sebagai aset pemerintah, ia perlu mengelola keuangan dengan cermat.
Pengumumannya itu menanggapi komentar yang kerap menyebut dirinya gagal dalam penyaluran dana.
“Kalau ada ruang finansial, kami selalu mendukung program-program yang kuat dan bisa dimanfaatkan dengan baik. Ini bagian dari kewaspadaan perbendaharaan pemerintah,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Hari Bisnis BNI 2024 di Jakarta, Selasa.
Ia menekankan, seleksi dan kualitas merupakan faktor penting dalam pengelolaan keuangan. Dalam hal keuangan pemerintah, kedua fakta tersebut menjadi bukti bahwa uang rakyat dikelola dengan baik.
Misalnya saja pada masa pandemi COVID-19, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan ekspansi dana secara besar-besaran sambil bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas perekonomian.
Dalam kondisi seperti ini, jika kas negara tidak mengelola dananya secara hati-hati, maka bisa jadi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan rusak.
“Kami dan BI berkomunikasi secara hati-hati, konstruktif, dan transparan dengan seluruh pelaku pasar, masyarakat, dan politisi. Dengan cara ini, kita bisa melakukan langkah-langkah yang luar biasa, namun kita tetap cerdas dan tetap berharap,” ujarnya.
Indonesia juga tercatat sebagai salah satu dari sedikit negara yang berhasil mencapai konsolidasi fiskal pascapandemi hanya dalam waktu dua tahun, sebuah pencapaian yang belum pernah dicapai negara lain.
Di sisi lain, Indonesia juga mampu menjaga kemandirian perekonomian dengan terus mendorong investasi ekspor, memperkuat infrastruktur perekonomian, dan membangun neraca pembayaran. Neraca perdagangan dan transaksi berjalan dinilai menjadi pilar penting perekonomian Indonesia.
“Jadi, jangan sampai saya dipanggil ‘Mbak Tidak’ karena kalau saya terus berkata tidak, kemajuan yang ada saat ini tidak akan terjadi. Malah kemajuan masih berjalan,” ulangnya.
Dalam acara itu, Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa Indonesia mampu menjaga perekonomian negara dari berbagai permasalahan dalam 10 tahun terakhir.
Menurutnya, pembangunan perekonomian Indonesia harus dijaga dengan baik dengan mengarahkan perhatian pemerintah pada program pembangunan sebagai landasan, khususnya infrastruktur dan manusia.
Anggaran infrastruktur terus meningkat selama satu dekade terakhir, bahkan meningkat dari Rp 157,4 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 423,4 triliun pada tahun ini. Menkeu menyampaikan, pembangunan infrastruktur merupakan salah satu fondasi utama perekonomian untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan untuk sumber daya manusia, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memprioritaskan program pendidikan, jaminan sosial (Perlinsos), dan kesehatan.
Fondasi itu dibangun dalam waktu 10 tahun, pondasi itu dibangun di sana tanpa menyebabkan APBN sakit atau runtuh, kata Sri Mulyani. Baca Juga: Menkeu: RI berhasil jaga perekonomian dari gejolak dalam 10 tahun terakhir Baca Juga: Menkeu jelaskan pentingnya terapkan nilai-nilai Islam dalam keuangan publik Baca Juga: Sri Mulyani ingatkan pemerintah daerah jangan sampai dibiarkan pergi. mengendalikan inflasi