Maman dan Toncip tinggalkan Persija, tetapi belum akan pensiun

Jakarta (PAY MEDIA) – Dua pemain senior, Maman Abdurrahman dan Tony Sucipto, dipastikan akan hengkang dari klubnya saat ini, Persija Jakarta, namun keduanya menolak gagasan pensiun.

Maman dan Tony mengatakan laga RCTI Premium Sports melawan PSIS Semarang di Jakarta International Stadium (JIS) pada Kamis nanti akan menjadi laga terakhir melawan Persija. Usai laga yang berakhir dengan kemenangan 1-0 untuk Persija, kedua pemain tersebut mendapat rasa hormat dari pemain lain dan juga penonton.

“Dalam sepak bola, pergi dan pergi adalah hal yang normal. Pengikut setianya adalah satu-satunya yang tersisa. “Dan malam ini saya salah satu dari kalian (fans Persija),” kata Maman dalam pidato perpisahannya.

Sementara itu, Tony selain mengucapkan terima kasih kepada manajemen klub, staf, pemain, dan fans, mengungkapkan harapannya agar Persija bisa kembali ke tempatnya di Jakarta musim depan.

Dan seperti Persija Jakarta, Anda bisa bermain di kota Jakarta, kata pemain yang akrab disapa Toncip itu.

“Saya tidak pensiun, jelas tidak.” “Kami tidak akan pensiun,” kata Maman saat ditanya apakah ia dan Tony akan pensiun setelah berpisah dari Persija.

Sang ibu kemudian menceritakan kisah pengalamannya yang tidak dapat ia lupakan. Selain mencetak gol ke gawang Sriwijaya yang membawa timnya memuncaki klasemen PSM Makassar, momen terbaik Maman terjadi saat menjuarai Liga 1 pada 2018.

Ia pun menyebut sebenarnya Persija meninggalkannya, namun akhirnya kembali ke klub bernama Macan Kemayoran.

Sementara itu, Tony merasa momen paling berkesan bersama Persija adalah saat memastikan timnya meraih kemenangan adu penalti melawan PSM Makassar di Piala Menpora 2021, saat ia menjadi eksekutor terakhir. Ia kemudian meraih Piala Presiden 2021, satu-satunya gelar yang diraihnya saat berseragam Persija.

Selama bertahun-tahun bermain untuk Persija, Maman dan Tony berlatih taktik berbeda. Saat ditanya pelatih mana yang mereka rasa paling nyaman bekerja sama, kedua pemain memberikan jawaban berbeda.

Tony dengan diplomatis menjawab bahwa setiap pelatih punya gaya dan pendekatannya masing-masing untuk mengantarkan Persija menuju kesuksesan. Di sisi lain, Maman, meski tanggapan awalnya sama dengan Tony, menyebut nama yang terkesan spesial baginya dalam perjalanannya ke Persia.

“Bagi saya semua pelatih yang pernah bekerja sama dengan saya di Persija adalah pelatih-pelatih terbaik, namun yang paling mempengaruhi kedatangan saya ke Persija adalah pelatih Banur (Bambang Nurdiansyah) yang mengundang saya dari Persita ke Persija saat itu. tinggal di Persia sampai sekarang,” kata Maman.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *