Warga Jakarta diimbau hindari lokasi kemiringan tajam saat hujan

JAKARTA (PAY MEDIA) – Badan Manajemen Bencana Nasional (BNPB) penduduk Jakarta melamar tidak ada tempat, termasuk Ope Sharp dan tebing selama hujan deras karena tanah longsor.

“Ketika ada curah hujan lebat selama lebih dari satu jam, dia tidak akan berada di tempat mana pun dengan risiko tanah longsor,” kata Wakil Perlawanan BNPB terhadap Jakarta pada hari Jumat.

Maka juga disarankan untuk menghindari tempat -tempat di mana level pembukaannya tajam. Dia mengatakan di sebuah acara tentang “Sosialisasi Manajemen Bencana untuk Komunitas Kota” dengan tema D -KI BPBD, “jangan dekat dengan tebing sehingga tidak ada bencana.”

Dia selalu mengingatkan penduduk untuk mengikuti informasi dari Badan Cuaca, Iklim dan Geofisika (BMKG), terutama terkait dengan cuaca.

Semua penghuni harus selalu mengikuti informasi dari BMKG. “Mereka yang telah belajar kemudian ‘siap’, mereka mengerti apa yang harus dilakukan,” kata Dewi.

Pada Januari 2021, BMKG kemungkinan akan mengalami gempa empat pemerintahan Jakarta, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Tengah, mengutip ramalan untuk curah hujan bulanan.

Distrik Cambangan termasuk dalam Distrik Mentang di Jakarta Tengah untuk Jakarta Barat. Untuk Jakarta Timur, PAY MEDIA lain, Kakung, Sipayang, Sirkas, Duren Loving, Jatinigara, Krumatri, Makasar, Mataraman, Pasar Rebo dan Pulo Gadong.

Jakarta Selatan termasuk Distrik Silandak, Jagakarsa, Kaboran Baru, Kaboran Lama, Mampong Pratan, Pancoran, Pasar Mingu, Paisangrahan dan Tabel.

Selain tanah longsor, Jakarta juga berisiko untuk kemungkinan bencana tenaga air basah yang disebabkan oleh cuaca dan perubahan iklim.

Misalnya, pada akhir Januari, dengan curah hujan intensitas tinggi, 51 pilar tetangga (RT) dan 21 jalan membanjiri hingga satu meter tinggi.

Banjir juga telah mencapai wilayah National Memorial (Monas). “Pada awal tahun (Indonesia) bencana itu lebih dari bencana ahli tenaga air basah, seperti cuaca ekstrem, 495 kali banjir dan tanah longsor,” kata Dewi.

Intensitas curah hujan yang dapat menyebabkan banjir di wilayah Jakarta, yaitu, jika keparahan curah hujan di atas 50 milimeter (mm) per hari.

Oleh karena itu, jika prediksi terdeteksi, hujan akan hujan dengan lebih dari 50mm per hari, tetapi diharapkan dengan operasi perubahan cuaca (OMC).

OMC dilakukan untuk mengurangi final cuaca yang mungkin menyebabkan banjir jika tidak diharapkan.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *