Jakarta (PAY MEDIA) – Pakar media Lis Hendriani mengatakan peran humas (PR) dan media tidak bisa dipisahkan di era digital yang berkembang pesat dalam 15 tahun terakhir.

Perkembangan teknologi seluler dan penggunaan Internet telah menyebabkan perubahan yang cepat pada perilaku masyarakat dalam mengakses, mengonsumsi, dan berbagi informasi.

Lis Hendriani, Pemimpin Redaksi Majalah MIX MarComm, mengatakan, “Perubahan ini berdampak tidak hanya terhadap eksistensi industri media, namun juga industri kehumasan (PR) dan komunikasi serta konsumen dan media,” kata Lis Hendriani, Pemimpin Redaksi Majalah MIX MarComm, dalam keterangan tertulisnya. Pengumuman di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, para pelaku di bidang kehumasan (public

Hubungan masyarakat/PR) dan komunikasi diperlukan untuk memahami industri media baru, tren yang mendasari isu-isu terkait citra dan reputasi perusahaan, serta sifat konsumsi media para pemangku kepentingan.

Strategi komunikasi korporat yang tidak mengandalkan informasi mengenai ketiga faktor tersebut hanya akan menimbulkan spekulasi mengenai efektivitas penyampaian pesan.

Di sisi lain, informasi yang tepat, lengkap, akurat, dan dikelola dengan cermat akan memberikan kemampuan bagi para pelaku komunikasi untuk memahami situasi para pemangku kepentingan, mengelola ide-idenya, bahkan menyikapinya dengan benar.

Dalam upayanya mengetahui bagaimana kinerja media saat ini, partai telah mengumpulkan media, humas, dan pakar untuk mengetahui tantangan dan peluang yang akan dihadapi.

MIX bahkan memberikan penghargaan kepada humas yang dinilai memiliki hubungan terbaik dengan media yang ditentukan oleh para ahli dan pakar di bidang humas dan media.

Salah satu jurinya adalah Adita Irawati yang saat ini menjabat sebagai Juru Bicara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Kiprahnya selama hampir 20 tahun di bidang komunikasi, khususnya di bidang komunikasi dan kehumasan, bahkan ia sempat dianggap sebagai staf khusus presiden di bidang komunikasi sehingga layak untuk diberi penilaian.

Ia berharap berbagai aspek hubungan media dan PR memberikan manfaat dengan mempersiapkan strategi ke depan, termasuk mengantisipasi perkembangan baru di bidang media sosial yang mendukung kecerdasan buatan.

Berdasarkan data, rata-rata masyarakat Indonesia menggunakan ponsel lebih dari 8,5 jam per hari, 6 jam 15 menit di PAY MEDIAnya dihabiskan untuk berselancar di media sosial.

Media nasional mengalami penurunan menjadi 34,4 juta eksemplar per hari di seluruh Indonesia. Artinya, hanya 25 persen yang tersisa, sementara di Amerika Serikat saat ini prevalensinya hanya tersisa 20 persen.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *