JAKARTA (PAY MEDIA) – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta Utara mencoba memprediksi polarisasi dan persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada Pilkada Jakarta 2024.
“Dalam Indeks Kerentanan Pemilu (IKP) Bawaslu DKI, jenisnya di Jakarta Utara adalah polarisasi, SARA dan masalah ‘politik uang’,” kata Anggota Bawaslu Jakarta Utara Mohammad Sobirin di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan, di IKP, tingkat ketidakamanan di Jakarta Utara memang soal polarisasi politik karena perbedaan pilihan politik yang bisa berujung pada kerawanan sosial, namun kenyataannya tidak.
“Kami belum melihat adanya kasus seperti itu hingga saat ini, namun kami berupaya seperti yang diharapkan,” katanya.
Ia mengatakan, pihaknya terus berupaya agar hal tersebut tidak terjadi di Jakarta Utara, meski tidak bisa ditemukan.
“Sosialisasi terus dilakukan di berbagai tingkat dan lebih banyak dibandingkan pemilu lalu,” ujarnya.
Bawaslu Jakarta Utara melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat di banyak daerah dan memberikan pemahaman kepada masyarakat demi terselenggaranya pilkada secara damai dan tertib.
Selain itu, juga diumumkan pemilu damai tingkat provinsi dan kota di Kantor Wali Kota Jakarta Utara.
Pengumuman ini disampaikan oleh tim Panwascam di tingkat akar rumput dan saya berharap seluruh masyarakat dapat memahaminya, ujarnya.
KPU DKI Jakarta menetapkan tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta akan bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada Minggu (22/9).
Ketiga pasangan tersebut adalah Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) Nomor Urut. 1, Dharma Pongrekun-Kun Vardana (Dharma-Kun) Serial Independen No. 2 dan Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) Serial No. 3.