paymedia | Jakarta – Sebagian besar pengguna media sosial tidak percaya pada hasil tes Labfor Bosenskrim sehubungan dengan otentikasi 7. Diploma presiden Republik Indonesia, Joko Vidodo.
Menggunakan pemrograman bahasa Python dengan pendekatan statistik, praktisi riset pemasaran dan pengamat pasar, Lisa Noviani menemukan sebanyak 94,2 persen warga negara tidak setuju dengan pernyataan investigasi kriminal mengenai gelar identik asli dalam aslinya.
“Data ini adalah komentar intesenomen yang muncul di Twitter, Facebook dan media sosial lainnya. Jumlah komentar yang dikumpulkan antara 1 juta hingga 2 juta” “Lisa dikutip pada hari Minggu, 25 Mei 2025.
Penelitian ini dilakukan pada 23 Mei 2025 tahun atau sehari setelah Barreskrim mengumumkan hasil penyelidikan gelar Jokovi. Pengumpulan data ini dilakukan 3 kali, yaitu, 23 Mei 2025. Sekitar 09.00 VIB dan 18.00 VIB, dan hari ini pukul 10:00 VIB.
Dalam analisis ini menggunakan kata -kata “Saya setuju” dan “tidak setuju”.
Bagi mereka yang setuju, mereka percaya bahwa hasil penelitian investigasi kriminal sebagai bukti yang memadai dari keaslian diploma Jokovian. Warga percaya bahwa proses penelitian bareskrim sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Sementara komentar adalah “ketidaksepakatan”, warga negara menilai hasil penelitian investigasi kriminal tidak meyakinkan dan reboot harus berperilaku karena tidak objektif.
Hasilnya, 23 Mei 2025. Pada pukul 09.00 VIB, tingkat tidak menyetujui hasil tes investigasi kriminal adalah 88,2 persen. Sementara mereka yang hanya setuju 11,8 persen.
Pernyataan tentang ketidaksepakatan menjadi lebih tinggi dalam penelitian 23. Mei 2025. Pada pukul 18:00 VIB, mencapai 93,9 persen. Sementara mereka yang setuju 6,1 persen.
“Saat ini, jumlah yang disepakati menurun menjadi 5,8 persen. Sementara mereka yang tidak setuju untuk memperkuat 94,2 persen,” pungkasnya. (*)
Ikuti Canal Canalin Inspiration.com di WhatsApp.
Leave a Reply