Rusia terkejut Turki lanjutkan kerja sama pertahanan dengan Ukraina

MOSKOW (PAY MEDIA) – Kerja sama industri pertahanan PAY MEDIA Ankara dan Kiev menimbulkan kebingungan atas pernyataan Turki tentang kesiapannya menyelesaikan krisis Ukraina, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

“Sayangnya, Ankara melanjutkan kerja sama teknis militer dengan rezim di Kyiv. Angkatan Bersenjata Ukraina menggunakan senjata Turki untuk membunuh tentara dan warga sipil Rusia,” kata Lavrov dalam wawancara dengan surat kabar Turki Hurriyet dari Kementerian Luar Negeri Rusia.

“Ini mengejutkan mengingat pernyataan para pemimpin Turki tentang kesiapan mereka menawarkan layanan mediasi,” tambah Lavrov.

Menurutnya, Rusia terbuka terhadap solusi politik, namun tidak terhadap gencatan senjata sementara untuk mengakhiri konflik sepenuhnya.

“Rusia terbuka untuk mencapai kesepakatan politik, namun tidak bisa mengarah pada gencatan senjata sementara. “Rusia harus berusaha menyelesaikan konflik dengan menghilangkan sumber masalahnya,” tegas Lavrov.

“Ini termasuk ekspansi NATO ke arah timur, ancaman terhadap kepentingan keamanan inti Rusia, dan pelanggaran rezim Kiev terhadap hak-hak warga negara Rusia dan penduduk Ukraina yang berbahasa Rusia,” lanjutnya.

Dia mengatakan bahwa perdamaian tidak ada dalam rencana lawan-lawan Rusia.

Lavrov yakin bahwa dalam situasi ini, upaya mediasi masing-masing negara mungkin gagal.

“Saat ini, tampaknya musuh-musuh kita tidak menginginkan perdamaian. “Reaksi Ukraina terhadap inisiatif perdamaian yang diusulkan oleh Presiden Vladimir Putin pada bulan Juni adalah invasi wilayah Kursk oleh Angkatan Bersenjata Ukraina dan serangan udara terhadap sasaran di wilayah perbatasan lainnya,” tambahnya. menjelaskan.

“Washington dan sekutunya terus memberikan dukungan luas kepada Kiev dan juga mendiskusikan kemungkinan penggunaan rudal jarak jauh Barat untuk menyerang jauh ke wilayah Rusia. Volodymyr Zelensky tidak membatalkan perintahnya yang melarang pembicaraan dengan Moskow. Dengan mempertimbangkan keadaan ini, tampaknya tidak mungkin negara mana pun, termasuk Turki, akan berhasil dalam upaya mediasi,” tambah Lavrov.

Sumber: Sputnik-OANA

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *