Jakarta (PAY MEDIA) – Kualitas udara Jakarta pada Rabu pagi ini masih masuk kategori tidak sehat dan menduduki peringkat ke-6 dalam daftar kota dengan kualitas udara dan polusi perkotaan terburuk di dunia menurut data IQAir. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.12 WIB, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta berada pada peringkat ke-6 dari 154 atau masuk kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dengan nilai konsentrasi masing-masing 50,4 mikrogram. meter kubik Baca juga: Masalah kualitas udara menjadi prioritas calon kepala daerah. Angka tersebut menggambarkan tingkat kualitas udara yang tergolong berbahaya bagi kelompok sensitif, artinya dapat merugikan atau menimbulkan kerugian bagi manusia atau kelompok hewan yang sensitif. perusakan tanaman atau nilai estetika.
Masyarakat juga diimbau menjaga kesehatan dan memakai masker jika harus beraktivitas di luar rumah.
Sedangkan tipe yang baik adalah tingkat kualitas udara yang tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan serta tidak mempengaruhi tanaman, bangunan atau nilai estetika dengan PM2.5 berkisar PAY MEDIA 0 sampai 50.
Kemudian jenis menengah adalah kualitas udara yang tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan, namun mempengaruhi tanaman sensitif dan nilai estetika dengan kisaran PM2,5 51 hingga 100.
Kemudian tipe tidak sehat dengan kadar PM2.5 PAY MEDIA 200 hingga 299 atau kualitas udara dapat membahayakan kesehatan beberapa kelompok masyarakat yang terpapar. Terakhir, kondisi cuaca yang berbahaya (300-500) atau umum dapat menyebabkan bahaya serius bagi kesehatan manusia. Baca juga: Menteri LHK Tekankan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup di Indonesia. Kota dengan cuaca terburuk adalah Bagdad, Irak 220, kedua Hanoi, Vietnam 202, ketiga Delhi, India 177, keempat Mumbai. India di peringkat 157, peringkat kelima Tashkent, Uzbekistan di peringkat 157.
Pada saat yang sama, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta meluncurkan platform pemantauan kualitas udara terintegrasi yang didukung oleh 31 stasiun pemantauan kualitas udara (AQMS) yang tersebar di seluruh wilayah metropolitan kota.
Data yang diperoleh dari SPKU ditampilkan melalui platform pemantauan kualitas udara. Hal itu dilakukan sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada dan sesuai dengan standar yang digunakan di dalam negeri.
Halaman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta, termasuk data SPKU milik DLH Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Key Strategies. Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Kurang Baik dan Terburuk Kedua di Dunia