Sampel mandiri solusi tingkatkan minat deteksi dini kanker serviks

Jakarta (PAY MEDIA) – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Kota Nadia Tarmizi mengatakan, metode deteksi dini kanker serviks melalui self sampling atau sampling mandiri bisa menjadi solusi untuk meningkatkan minat perempuan dalam melakukan skrining kanker serviks.

“Kita ambil sampelnya sendiri, mungkin nanti petugas akan mengajari kita, kalau kita ambil sendiri, jangan malu-malu, kita coba dari segi kenyamanan, ada baiknya kita ambil sendiri sampelnya. karena banyak yang suka. Apakah itu berlaku di Indonesia, karena terkadang “masih ada rasa tabu dan malu yang membuat masyarakat kita tidak mau dites,” kata Nadia, Kamis di Jakarta, saat uji coba penelitian DNA HPV Kanker Serviks.

Nadia mengatakan sebagian besar perempuan masih malu atau enggan menjalani pemeriksaan kanker serviks karena tidak nyaman atau tidak mendapat persetujuan suami.

Artinya, perempuan tidak mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya sehingga mengakibatkan kanker serviks yang bila terdiagnosis sudah berada pada stadium lanjut dengan harapan hidup hanya dua hingga tiga tahun.

Nadia mengatakan, pilot project self sampling deteksi dini kanker serviks di Jawa Timur yang dilakukan Roche dan USAID Momentum dapat membantu rencana Kementerian Kesehatan dalam mengeliminasi kanker serviks di Indonesia.

“Kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang dapat disembuhkan, dan itulah mengapa tujuan WHO adalah menghilangkan kanker serviks, sehingga, seperti penyakit menular, kita dapat menghentikan terjadinya kanker, dan kemudian kita dapat menguranginya sesedikit mungkin.” – kata Nadia.

Nadia juga mengatakan, kerja sama dengan berbagai pihak sangat diperlukan untuk menekan angka kematian akibat kanker serviks yang sudah mencapai 70 persen. Selain itu, kombinasi deteksi dini dan vaksinasi diharapkan dapat menurunkan biaya pengobatan kanker serviks dan meminimalkan lesi prakanker, khususnya program skrining HPV-DNA nasional sensitif dan juga lebih dini untuk mendeteksi kasus kanker, mudah-mudahan kita tidak perlu melakukan skrining atau mendeteksi ketika sudah stadium lanjut atau stadium 3 dan 4, ”ujarnya.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *