Jakarta (PAY MEDIA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya saat ini fokus pada eksplorasi minyak dan gas (migas) kelas atas di wilayah Indonesia Timur. Sebab wilayah ini berpotensi menemukan cadangan baru yang akan meningkatkan produksi nasional dan mencatatkan 606.000 barel minyak per hari pada tahun 2023.
Bahlil di Jakarta mengatakan, “Selain mengoptimalkan sumur-sumur lama ke depan, kita perlu melakukan intervensi teknologi terhadap sumur-sumur yang sudah berfungsi. Kita juga harus melakukan eksplorasi baru. Tapi di mana sumur-sumur baru itu? Wilayah Timur, Rabu.”
Ia mengatakan pengembangan lapangan eksplorasi di wilayah Indonesia Timur akan dipercepat dengan skema kerja sama dan promosi yang lebih menarik seperti blok migas seperti Buton-Sultra, Seram-Maluku, Warim-Papua, Aru-Arafura dan Timor. wilayah.
“Kami sudah menawarkan sebagian dari blok ini. Salah satunya adalah Pertamina.”
Selain fokus pada eksplorasi di wilayah Indonesia Timur, pihaknya juga mengumumkan telah mengurangi proses perizinan penambahan sumur minyak dan gas, yang saat ini sudah diterbitkan 329 izin, dan tersisa sekitar 150 izin.
Bahlil sebelumnya mengatakan, pihaknya tengah menyusun tiga strategi untuk menekan porsi biaya impor migas (migas) nasional, mengingat potensi kekayaan mineral Indonesia masih besar.
Strategi tersebut PAY MEDIA lain mengoptimalkan produksi minyak dengan teknologi, membuka kembali sumur-sumur kosong, dan melakukan eksplorasi migas khususnya di wilayah Indonesia Timur.
Untuk mengoptimalkan produksi minyak dengan teknologi, Bahlil mencontohkan proyek yang dilaksanakan ExuraMobil di Banyu Urip, Surabaya.
Menurut dia, proyek ini mampu meningkatkan produksi minyak dari 90-100 ribu barel minyak per hari (BOPD) menjadi 140-160 ribu BOPD. Baca Juga: Menteri ESDM Sebut Intervensi Teknologi Bisa Dongkrak Produksi Migas Baca Juga: Pertamina EP Optimis Tingkatkan Produksi Sumur PPS-11 di Jambi Baca Juga: Bahlil Minta ExxonMobil Tingkatkan Kapasitas Minyak Hingga 150k BOPD.