Batam (PAY MEDIA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan budidaya lobster memiliki potensi ekonomi hingga $53 miliar pada tahun 2030.
KKP TB Heru Rahayu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, mengatakan lobster Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dibandingkan negara tetangga. Oleh karena itu, lobster merupakan salah satu dari lima produk premium yang dikembangkan sebagai model pertanian berkelanjutan.
“Tahun lalu (2023) produksinya tidak banyak, hanya 433 ton, kalau tidak salah senilai Rp 179 miliar tapi kita prediksi bagus, tahun 2030 pangsanya cukup besar, 53 miliar USD dan itu. Tantangan bagi kami,” kata Tb Haeru saat meninjau persiapan peresmian model budidaya lobster di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.
Tb Haeru menjelaskan, selama ini Indonesia fokus pada budidaya udang, meski lobster juga memiliki potensi yang sangat besar.
Benih lobster bersih (BBL), menurut Tb Haeru, diharapkan bisa dihasilkan hingga Rp 419 miliar pada tahun depan.
Ia yakin Indonesia bisa menjadi rantai pasok produk lobster global dengan mengembangkan model budidaya perikanan budidaya laut Batam.
“Kalau ini berhasil dan bisa ditiru oleh pemangku kepentingan, wah luar biasa. Indonesia akan menjadi rantai pasok global lobster dan menjangkau udang,” imbuhnya.
Menteri Energi KKP Wahiu Trenggno akan meresmikan model budidaya lobster di Batam pada Kamis, 10 Oktober 2023.
Model ini memiliki 144 lubang yang terdiri dari lobster jenis mutiara dan pasir. Budidaya lobster merupakan pilot project keempat yang digagas KKP.
Ada tiga produk lain yang sudah dibudidayakan yakni Kebumen, udang di Jawa Tengah, rumput laut di Wakatobi, Sulawesi Timur, dan nila asin di Karawang, Jawa Barat.