11 siswi SMKN 56 Jakarta jadi korban pelecehan guru seni budaya

Jakarta (PAY MEDIA) – Sebanyak 11 siswi SMKN 56 Jakarta mengaku menjadi korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang guru seni budaya di SMK tersebut, dan kasus tersebut telah dilaporkan ke pihak sekolah.

“Ada 11 jurnalis yang mengadu dirinya dilecehkan oleh seorang guru berinisial H (40). Pelaku ini berstatus P3K dan sudah mengajar di sekolah tersebut selama lima tahun,” kata Kepala SMKN 56 Jakarta Ngadina di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan kejadian ini terungkap setelah seorang guru melaporkan pada Rabu (3/10) adanya kejadian dugaan pelecehan seksual terhadap siswanya yang dilakukan oleh seorang guru berinisial H.

Hal tersebut langsung ditegaskannya kepada para pelajar dan ada 11 pelajar yang mengaku menjadi korban aksi tersebut.

Ia mengatakan, selaku kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan empat wakilnya meminta informasi dan klarifikasi kepada pelaku. Hasilnya sesuai permintaan wartawan agar guru tersebut berhenti mengajar di SMKN 56.

“Kami sudah mengajukan kepada atasan dan mulai hari ini tersangka tidak lagi mengajar di SMKN 56 Jakarta,” ujarnya.

Ngadina menjelaskan, berdasarkan laporan siswa, guru menganiayanya dengan memegang lengan, bahu, dan paha siswa tersebut.

“Gurunya juga mengusap kepala gadis itu, itu saja dan kejadiannya terjadi di lantai dua kelas seni budaya,” ujarnya.

Ia mengatakan, hal tersebut telah dilaporkan ke Kementerian Pendidikan DKI Jakarta melalui Kementerian Pendidikan untuk ditindaklanjuti.

Ngadina mengatakan, selama ini sang guru mengaku hanya berpegangan tangan dan ada dugaan yang belum diakuinya.

Ia mencontohkan, menurut pengakuan guru, tindakan tersebut tidak dilakukan secara khusus, misalnya saat sedang memegang angklung, ia meletakkan tangannya ke atas anak tersebut dan tangan tersebut dipegang.

“Saya sudah sampaikan, kalau berdasarkan BAP ada yang teridentifikasi ada yang berpegangan tangan,” ujarnya.

Selain jumlah korban, sejauh ini belum ada korban jiwa tambahan yang dilaporkan. “Hanya yang melaporkan saat itu dan ada pula yang bukan korban melainkan saksi,” ujarnya.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *