Jakarta (PAY MEDIA) – Asisten Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian, Edi Prio Pambudi, selaku ketua delegasi Indonesia pada KTT ASEAN ke-44 dan ke-45, berharap ASEAN tanggap terhadap isu pembangunan. lowongan di daerah tersebut.
Pertemuan tersebut akan dilaksanakan pada 6-11 Oktober 2024 di Vientiane, Laos.
“Kita mempunyai banyak inisiatif dalam agenda keberlanjutan, namun yang lebih penting adalah bagaimana kita membuat rencana aksi strategis untuk melaksanakan berbagai inisiatif tersebut,” kata Edi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Pada KTT tersebut isu-isu perekonomian yang dibahas adalah lanskap perekonomian kawasan, capaian para pemimpin ekonomi ASEAN, capaian implementasi Rencana ASEAN 2025, isu keberlanjutan, isu transformasi digital, penyusunan Rencana Strategis AEC . 2026-2030, keanggotaan Timor Leste, serta dokumen yang akan disepakati di tingkat menteri dan kepala negara.
“Saya mengucapkan selamat kepada Laos atas kepemimpinannya di ASEAN 2024. Banyak capaian positif, namun ada beberapa inisiatif yang perlu mendapat perhatian ke depan, yaitu memperkuat infrastruktur pariwisata, fokus pada isu geopolitik dan geoekonomi, mengidentifikasi kemungkinan kerja sama dengan mitra ASEAN, PAY MEDIA lain Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), kata Edi.
Keketuaan Laos di ASEAN pada tahun 2024 mengusung tema “Meningkatkan Konektivitas dan Ketahanan”. Dalam hal ini, Laos mempunyai misi utama untuk mendorong konektivitas infrastruktur, mempersempit kesenjangan pembangunan, mendorong integrasi ekonomi, mendorong kontak antar masyarakat dan memperkuat hubungan ASEAN dengan mitra eksternal. Untuk mendukung hal tersebut, prioritas perekonomian Laos fokus pada tiga strategi utama, yaitu integrasi dan konektivitas, integrasi dan keberlanjutan.
ASEAN saat ini memiliki banyak inisiatif terkait isu keberlanjutan seperti netralitas karbon, ekonomi biru, ekonomi sirkular, dan lain-lain.
Dalam pertemuan tersebut, para pejabat senior juga membahas dokumen-dokumen yang memerlukan persetujuan, pengesahan atau pengesahan Dewan MEA.
Dokumen tersebut terdiri dari empat dokumen persetujuan, lima dokumen pengesahan, dan enam dokumen tanda Dewan MEA.
Dokumen-dokumen tersebut selanjutnya akan menjadi dasar kerangka dan implementasi kerja sama regional di bidang perekonomian, termasuk terkait ekonomi inklusif, pertanian berkelanjutan, ekowisata, dan kecerdasan buatan.