Solo, Jawa Tengah (PAY MEDIA) – Salah satu tujuan Pekan Paralimpiade Nasional (PAPERNAS) 2024 adalah menelusuri jejak pesepeda disabilitas kenamaan Indonesia, Muhammad, kata koordinator para-sepeda National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Fadila Umar. Fadli Imamuddin
“Kami ingin membangun kembali,” kata Fadila, Selasa, di Velodrom Manahan Solo.
Menurut perwakilan teknis Pepernas Para-Bike Racing 2024, sejumlah event telah dilaksanakan untuk mewujudkan hal tersebut.
DiPAY MEDIAnya adalah diskualifikasi para pesepeda tingkat elit seperti Fadlin yang pernah berlaga di ASEAN Para Games, Asian Para Games, dan Paralimpiade.
Fadli yang berlaga di klasifikasi C4 atau atlet amputasi misalnya, berkompetisi di nomor kecil seperti 200m, 4.000m, dan 1.000m.
Namun untuk pembaharuan, pada Pepernas Omnium 2024 atlet berusia 40 tahun dan pesepeda elit lainnya hanya berhak mendapatkan medali jika seluruh poin dari tiga kategori omnium dijumlahkan.
Misalnya, seorang pembalap elit tidak bisa memenangkan medali hanya dalam jarak 200m atau 4.000m. Mereka menyelesaikan semua jumlah minimum balapan sebelum mendapatkan medali berdasarkan total poin yang diperoleh
Berbeda dengan pembalap berstatus nasional yang bisa memperebutkan medali emas, perak, atau perunggu di setiap kategori minimal.
Nantinya pada Asian Para Games, pebalap nasional yang belum berlaga di Asian Para Games dan Paralimpiade bisa bersaing memperebutkan medali bersama elite dengan mengumpulkan poin minimal.
“Dan hingga hari kedua, banyak atlet nasional yang mampu bersaing dengan para elite. Namun di beberapa angka, terjadi kesenjangan PAY MEDIA atlet elite dan atlet nasional karena para atlet elite tersebut memiliki program latihan dibandingkan lapangan daerah. .,” kata Fadila.
Muhammad Fadli Imamuddin merupakan pebalap sepeda Indonesia yang telah mengikuti beberapa kejuaraan dunia sejak tahun 2017.
Dengan segala kiprahnya, Fadli berhak tampil di Paralimpiade 2020 dan 2024 meski tak pernah meraih medali.
Fadli sendiri awalnya adalah seorang pembalap motor yang memulai debutnya di Moto2 pada tahun 2013. Sejak saat itu ia berkecimpung dalam dunia balap parabike.