Bahlil harap harga minyak dunia tak terkoreksi sebab berimbas ke APBN

Batavia (PAY MEDIA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berharap penyesuaian harga minyak dunia tidak terjadi akibat perang di Timur Tengah yang berdampak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). ).

“Kenapa kita berdoa agar harga minyak dunia tidak membaik, karena kalau itu terjadi pasti APBN terbebani,” 2024 pada Senin malam. kata Bahlil dalam forum keamanan migas di Batavia.

Ia mengatakan, jika harga minyak dunia naik akibat perang, maka beban APBN akan semakin besar karena Indonesia harus membeli minyak dengan harga internasional.

Menurut dia, selama harga minyak dunia tidak melebihi batas perkiraan APBN, maka dampaknya terhadap perekonomian Indonesia tidak akan terlalu besar.

Namun, jika harga minyak global meningkat tajam, pemerintah akan menghadapi tekanan yang sangat besar terhadap sistem energi dan stabilitas ekonomi.

“Kalau harga masih dalam APBN tidak ada pengaruhnya, jadi kalau terjadi perang dan harga minyak dunia tidak bergerak tidak apa-apa, tapi kalau ada perang dan harga minyak dunia naik maka akan berdampak pada harga minyak dunia. perekonomian dan beban perekonomian APBN kita,” jelasnya.

Di sisi lain, jika harga minyak dunia turun, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan dari berkurangnya cadangan energi, yang akan membantu mengurangi beban anggaran negara.

Penurunan harga minyak akan berdampak positif pada stabilitas fiskal karena pasokan energi akan berkurang.

Bahlil berharap situasi perang dunia tidak terlalu menyebabkan lonjakan harga minyak sehingga dampaknya terhadap perekonomian dan perekonomian negara Indonesia tetap terkendali.

Selain itu, Bahlil meminta seluruh negara berdoa agar harga minyak tetap stabil dan tidak mengalami koreksi signifikan dalam waktu dekat.

Menurut dia, harga minyak dunia mempunyai dampak signifikan terhadap perekonomian dan tata kelola negara. Apalagi Indonesia masih bergantung pada impor minyak sebanyak 900 ribu hingga 1 juta per hari.

“Karena mereka masih mengimpor sekitar 900-1 juta barel per hari, dan impornya sesuai harga global. Jadi kita berdoa semoga hal itu tidak terjadi,” kata Bahlil.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *