Tekankan toleransi, Pramono: Saya akan jadi pemimpin semua agama

Jakarta (PAY MEDIA) – Calon Gubernur DKI Jakarta Nomor 1. 3 yang ditegaskan Pramono Anung akan menjadi pemimpin semua agama sebagai salah satu cara menekankan pentingnya toleransi beragama. “Harus fair. Jadi kalau saya jadi gubernur, saya akan jadi pemimpin semua agama,” kata Pramono usai berdialog dengan warga Meruya Selatan, Jakarta Barat, Senin. Baca juga: Pengamat Kaji Benar Visi Misi Calon Gubernur DKI Atasi Kemacetan Lalu Lintas. Pramono mengatakan, toleransi beragama harus menjadi bagian dari kehidupan bermasyarakat. Karena itulah Pramono menegaskan tak ingin memasukkan agama dalam kampanyenya.

Bagi Pramono, Jakarta harus menghindari segala bentuk sikap atau tindakan yang tidak menghargai perbedaan, baik agama, suku, atau aspek lainnya (intoleransi).

Toleransi beragama sudah menjadi bagian dari masyarakat, bahkan sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD, kata Pramono. Baca juga: KPU DKI Kaji Debat Perdana untuk Ciptakan Warna Baru Dalam kesempatan itu, Pramono juga mendengar keluh kesah warga soal disintegrasi aliran mahasiswa Katolik di Pamulang.

Menanggapi keluhan tersebut, Pramono mengatakan, di Indonesia semua agama adalah setara.

Toleransi sudah ada sejak Indonesia merdeka dan diatur dengan undang-undang, tegas Pramono.

Pramono Anung-Rano Karno, calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta No. 3, menyampaikan visi, misi, dan program kerja bertajuk “Jakarta Lit” termasuk penghargaan Benyamin S dan integrasi JAKI pada debat pertama Pilkada DKI yang berlangsung pada Minggu (6/10 malam). Baca juga: Ini Solusi Tiga Wakil Gubernur Hilangkan Pengangguran Generasi Z di Jakarta. Pramono berjanji akan ada bursa kerja tiga bulan sekali di kecamatan, pelatihan bersertifikat, tawaran kerja terintegrasi dengan JAKI, dan work fromwhere (WFA). untuk ASN, BUMD dan swasta. Selain itu, memberikan layanan penitipan anak di tempat kerja dan pusat perkantoran.

Pramono juga menyoroti permasalahan pendidikan di Jakarta, menyoroti data anak putus sekolah dan ketimpangan pendapatan di kalangan guru honorer.

Kemudian ia menjanjikan sederet solusi, yakni wajib belajar tuntas 12 tahun, Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan Kartu Mahasiswa Jakarta Unggul (KJMU) hingga lulus perguruan tinggi. Selain itu, pelatihan bagi guru penyandang disabilitas serta beasiswa Magister dan Doktor bagi guru dan dosen.

Di bidang kesehatan, Pramono menjanjikan call center 24 jam untuk layanan psikolog, mempersingkat waktu antrean BPJS, memperbanyak fasilitas kesehatan, serta menyediakan rumah sakit terapung, kapal ambulans, dan helikopter ambulans di Kepulauan Seribu.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *